Mahasiswa Psikologi UNS Jalani Studi Lapangan di Pleret, Tinjau Pemulihan Pasca Gempa 2006

27 April 2025
Nur Ziyatun
Dibaca 18 Kali
Mahasiswa Psikologi UNS Jalani Studi Lapangan di Pleret, Tinjau Pemulihan Pasca Gempa 2006

InfoPleret, 26 April 2025 – Sebanyak 105 mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan studi lapangan di Padukuhan Karet, Kalurahan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung dari Jumat hingga Kamis, 25-26 April 2025 ini bertujuan mempelajari dampak psikologis dan sosial masyarakat pasca gempa besar Yogyakarta tahun 2006, serta melihat perkembangan pemulihan wilayah tersebut.  

Rombongan mahasiswa yang dipimpin oleh Dr. Moh. Abdul Hakim, S.Psi., MA., dosen pengampu, diterima langsung oleh Lurah Pleret, Taufiq Kamal, S.Kom., M.Cs., di Pendopo Kantor Kalurahan Pleret pada Jumat sore pukul 15.00 WIB. Dalam sambutannya, Taufiq Kamal menyampaikan apresiasi atas kunjungan akademik ini dan berharap mahasiswa dapat mengambil pelajaran berharga dari pengalaman masyarakat Pleret.  

Kuliah Umum: Refleksi Kebangkitan Pleret Pasca Gempa  

Sebagai bagian dari agenda, Lurah Pleret bersama Hendro Pleret, tokoh masyarakat setempat, memberikan kuliah umum bertajuk "Bangkitnya Masyarakat Pleret Pasca Gempa 2006". Narasumber memaparkan perjuangan warga dalam menghadapi trauma, membangun kembali permukiman, serta mengembangkan potensi lokal melalui sektor wisata dan digital.  

"Gempa 2006 bukan hanya membawa kehancuran, tapi juga menjadi titik awal kebangkitan Pleret sebagai desa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing," ujar Taufiq di hadapan mahasiswa.  

Menginap di Rumah Warga, Belajar Langsung dari Masyarakat

Usai kuliah umum, mahasiswa menuju Padukuhan Karet untuk melakukan wawancara mendalam dengan warga setempat. Mereka juga menginap satu malam di rumah penduduk guna memperdalam interaksi dan diskusi tentang kehidupan pasca-bencana.  

Kedatangan mahasiswa ini disambut antusias warga. Selain mendapatkan tambahan penghasilan dari akomodasi dan konsumsi, warga juga merasa terbantu secara sosial dengan adanya pendampingan dan berbagi cerita bersama para mahasiswa.  

"Kami senang ada mahasiswa yang mau tinggal dan mendengarkan langsung pengalaman kami. Ini juga jadi kesempatan untuk promosi wisata dan budaya Pleret," tutur Bu Nur, salah satu warga Karet.  

Pleret Jadi Model Destinasi Studi dan Wisata Terpadu

Lurah Taufiq Kamal menegaskan bahwa kunjungan seperti ini akan terus dikembangkan sebagai bagian dari strategi penguatan Pleret sebagai Desa Digital, Desa Wisata, dan Desa Budaya. Wilayah ini dikenal dengan berbagai situs bersejarah era Mataram Islam, seperti Situs Pleret dan Masjid Kauman Pleret, yang menjadi daya tarik wisatawan dan peneliti.  

"Kami ingin Pleret tidak hanya dikenal karena gempa, tapi juga sebagai contoh pemulihan dan inovasi berbasis masyarakat. Kunjungan akademik seperti ini adalah salah satu cara untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan ketangguhan kami," ujar Taufiq.  

Dr. Moh. Abdul Hakim menambahkan, studi lapangan ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa dalam memahami psikologi kebencanaan, tetapi juga memperkuat kerja sama antara akademisi dan masyarakat.  

"Harapannya, hasil dari observasi ini dapat menjadi rekomendasi untuk pengembangan program trauma healing dan pemberdayaan masyarakat di daerah rawan bencana," pungkasnya.  

Dengan adanya kegiatan ini, Pleret kembali menunjukkan kemampuannya sebagai laboratorium hidup untuk pembelajaran kebencanaan sekaligus destinasi wisata yang kaya sejarah dan budaya.