Kyai Kategan Seorang Ulama Sakti Era Sultan Agung di Kraton Mataram Kerto
InfoSejarah - KYAI KATEGAN = AHMAD KATEGAN = SAYYID AHMAD BIN 'ALI BIN MUHAMMAD
Salah seorang waliyullah yang hidup di zaman Sultan Agung Hanyokrokusumo yang tinggal di Pleret, Bantul adalah As-Sayyid Ahmad bin 'Ali bin Muhammad (1622-1645).
Beliau lebih terkenal dengan sebutan KYAI AHMAD KATEGAN atau KYAI KATEGAN.
Beliau seorang Penghulu Kerajaan Mataram Kerta yang berpusat di Pedukuhan Kerto, Pleret, Pleret, Bantul.
Makam Beliau ada di komplek Makam Kanggotan Kidul, sebelah barat Komplek Masjid Taqorrub Kanggotan Kidul, di nisannya terdapat tulisan huruf arab berbunyi "KIYAHI KATEGAN".
Menurut cerita masyarakat sekitar yang penulis dengar, Kyai Kategan seorang pekathik (tukang cari rumput) untuk kuda Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Beliau orang yang sakti, bahkan lebih sakti dari Rajanya, jika sholat jum'ah beliau dan Sultan Agung Hanyokrokusumo melaksanakannya di Makkah Al-Mukarromah.
Alkisah suatu pagi hari jum'ah Sultan Agung Hanyokrokusumo menghampiri Beliau untuk berangkat sholat jum'ah di Makkah, karena masih ada pekerjaan yang belum selesai Beliau mempersilahkan sang Sultan untuk berangkat lebih dulu, maka Sultan pun berangkat lebih dulu, namun alangkah terkejutnya Sang Sultan ketika tiba di Makkah ternyata Kyai Kategan telah lebih dulu sampai di Makkah.
Di komplek makam tersebut juga terdapat makam 'ulama' besar yang hidup di tahun 1800an masehi, pendiri pesantren tertua se-Yogyakarta, yaitu KH. Abdullah bin Ahmad 'Arif guru dari KH. Muhammad Munawwir Krapyak Yogyakarta.
Wa Allahu A'lam
Penulis:
محمد سالم نور أحمد
Dalam kutipan lain dengan penulis Yaser Muhammad Arafat – Budayawan, Dosen UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta, Penulis dan Penggiat Masjid Jenderal Sudirman yang di muat dalam situs laduni.id
Ada beberapa keterangan yang sebagai berikut:
Naskah-naskah Jawa menyebut namanya: Amat Kategan. Jabatannya adalah penghulu Kraton pada masa Sinuwun Sultan Agung Hanyakrakusuma. Kira-kira secuil-mirip dengan menteri agama pada hari ini.
Nama sang penghulu negeri Mataram ini tercantum di dalam beberapa naskah-naskah. Mulai Serat Centhini, Kitab Primbon Betaljemur Atassadhur Adamakna, Babad Sultan Agung, dan masih banyak lagi.
Peninggalan berharga Mbah Kategan adalah kitab anggitannya; Suluk Makripatolah. Sebuah karya atau naskah yang disebut “suluk” berarti karya itu merupakan cerita nyata perihal perjalanan batin (suluk) sang penganggit. Kira-kira seperti Kitab Al-Hikam Ibnu Athaillah, yang tiada lain merupakan rekaman perjalanan batin sang guru ketiga dalam bangunan Tarekat Syadziliyah itu.
Nama Kyai Kategan juga masih hidup dalam cerita tutur masyarakat Yogyakarta. Terutama para sesepuh. Saya pernah menyowani Mbah Jamhari, seorang sepuh berusia lebih 90 tahun yang berumah di Manisrenggo, Klaten.
Sumber : Kyai kategan wali agung kekeratonan Mataram
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin