Merti Dusun Padukuhan Gunungan : Melestarikan Tradisi, Menghormati Leluhur, dan Wujud Syukur
InfoPleret. Masyarakat Padukuhan Gunungan kembali melaksanakan acara tradisional Merti Dusun, sebuah upacara adat yang bertujuan melestarikan tradisi jawa sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk menghormati para leluhur yang berjasa dalam membangun Padukuhan Gunungan. Acara ini rutin diselenggarakan setiap dua tahun sekali, dan pada tahun 2024 ini, Merti Dusun dilaksanakan mulai hari Sabtu hingga Senin, 19-21 Oktober 2024.
Rangkaian acara Merti Dusun diawali dengan ziarah dan tabur bunga di makam para leluhur pada hari Sabtu 19 Oktober 2024 pukul 20.00 WIB. Masyarakat yang diwakili oleh tokoh-tokoh masyarakat melakukan ziarah, mendoakan leluhur yang telah berjasa dalam sejarah berdirinya padukuhan Gunungan. Selanjutnya pada hari Minggu 20 Oktober 2024 dilaksanakan acara doa bersama dan kenduri, kirab budaya serta pagelaran wayang kulit. Doa Bersama dan kenduri dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB dimana masyarakat berkumpul untuk berdoa dan menikmati hidangan bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Kegiatan Merti Dusun semakin meriah dengan kirab budaya pada pukul 13.00 WIB di mana masyarakat setempat mengarak berbagai hasil bumi dan kesenian tradisional. Kirab ini melibatkan banyak elemen masyarakat, baik muda maupun tua, dengan mengenakan pakaian adat jawa yang penuh warna, menciptakan pemandangan yang unik dan memukau.
Sebagai puncak acara pada pukul 20.00 WIB dirumah Bapak Siswo Diharjo, digelar pagelaran wayang kulit oleh dalang Ki Hadi Sutoyo dengan lakon "Rebutan Wahyu Senopati." Wayang kulit ini bukan hanya menjadi hiburan, namun juga menyampaikan nilai-nilai dan filosofi kehidupan yang dalam. Antusiasme masyarakat sangat tinggi menyaksikan pertunjukan ini, yang berlangsung hingga larut malam.
Kegiatan Merti Dusun ini menjadi bukti nyata kepedulian masyarakat Padukuhan Gunungan dalam melestarikan adat istiadat dan budaya leluhur, sekaligus mempererat tali persaudaraan antarwarga. Masyarakat berharap tradisi ini akan terus dilestarikan oleh generasi mendatang sebagai warisan budaya yang berharga.
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin