Mitos Tentang Tempuran Opak-Gajah Wong
Tempuran sungai Opak dan sungai Gajah Wong - Tempuran ini banyak sekali mengandung rahasia yang sampai saat ini masih banyak yang meyakini, terutama bagi warga masyarakat setempat. Sejak jaman kejayaan keraton Mataram Kerto yang dipimpin oleh Kanjeng Sultan Agung Hanyokrokusumo, nama tempuran sungai opak gajah wong ini sudah terkenal bahkan sampai ke luar wilayah pemerintahan keraton Mataram Kerto.
Suatu Ketika Kanjeng Sultan Agung memerintahkan seseorang untuk mencari sumber air suci untuk dibuat sebuah sumur. Titah Kanjeng Sultan Agung pun segera dilaksanakan oleh orang tersebut. Di dalam melasanakan tugas agung untuk mencari sumber air suci tersebut, orang itu ditemani oleh beberapa kerabatnya baik pria maupun wanita. Namun, tugas itu menemui banyak sekali rintangan diantaranya harus menyeberangi dua sungai yang bertemu yang bisa disebut tempuran.
Aliran sungai tempuran memang tidak terlalu deras dan juga tidak dalam. Tetapi bagi kaum Wanita memang bisa membasahi pakaian yang menutupi kali bagian bawah. Oleh karena itu maka para Wanita selalu mengangkat kainnya setinggi betis agar tidak basah dan kotor. Melihat fenomena seperti itu, banyaklah kaum pemuda yang melirik terhadap Wanita yang sedang menyeberangi sungai tersebut. Maka tidaklah heran apabila kemudian terjadi saling ejek mengejek diantara mereka. Di awali dengan saling ejek itulah maka akhirnya mereka saling mendekat dan akrab yang akhirnya tumbuhlah benih- benih cinta di antara mereka. Sampai pada akhirnya sumber air yang mereke cari sudah diketemukan di lereng gunung Permoni yang letaknya di sebelah selatan tempuran, tanpa rasa Lelah bagi mereka karena adanya benih-benih cinta terebut.
Sejak saat itulah apa bila ada pemuda maupun pemudi yang ingin segera mendapatkan jodoh, mereka berkunjung ke tempuran untuk mandi dan menyampaikan do’a agar jodohnya didekatkan. Bahkan sampai saat inipun para pemuda yang belum berumah tangga ada juga yang menjalankan ritual seperti di atas agar do;a-do’anya dikabulkan, dan segera mendapatkan jodohnya.
Itulah mitos tempuran kali opak-gajah wong yang sampai saat ini masih diyakini oleh sebagian warga masyarakat Pleret. Percaya Gak Percaya.
VIDEO
LOKASI
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin